Berdakwah Di Negeri Bandar Judi (Macau Part III)
Rabu, 02 juli 2014
Tadi malam, selepas taraweh kami mengisi dua tempat
berbeda, isteri saya di MATIM dan saya di GEMA salah satu organisasi yang lain,
rencananya tiap malam akan di rooling, karena tidak semua yang tinggal di GEMA
bisa bergabung dengan MATIM disebabkan sebagian ada yang sedang menunggu visa
untuk kembali ke Hongkong.
Pada pagi hari selepas kajian ba’da subuh bu Widi
mengajak kami jalan-jalan untuk melihat satu-satunya masjid yang ada di makau,
sambil melihat juga tempat-tempat yang kami lewati, dan ternyata masjidnya
hanya bangunan kecil, yang menjadi pusat aktifitas semua muslim yang ada di
Macau termasuk dari pakistan dan lainnya, konon yang bangun masjid tersebut
adalah orang Pakistan, sebenarnya lahan masjid sangat luas Cuma bangunan
masjidnya relatif kecil menurut informasi yang saya dengar masjid tersebut akan
direnovasi dan diperbesar mengingat jumlah umat Islam mulai bertambah.
Disana saya bertemu dua orang WNI yang bekerja di bidang
perhotelan, kami mengobrol cukup santai, banyak yang kami ketahui tentang
kondisi mereka, dan ternyata WNI yang laki-laki jumlahnya bisa mencapai kurang
lebih 200 orang, mereka juga risau memikirkan nasib WNI yang ada di Macau,
kalaupun muslimnya hampir 90% namun katanya yang betul-betul nampak identitas
kemuslimannya hanya 30% kurang lebih, selebihnya Allah yang lebih tau,
diantaranya ada yang terjerumus dalam pergaulan bebas bahkan hubungan sesama
jenis, dan ada lagi yang menjadi penghibur, sangat miris,” kami sangat
membutuhkan da’i-da’i yang bisa mengingatkan dan membimbing kami disini” . harapnya.
Jum’at, 04 juli 2014
Semalam, sepulang kajian lepas tarawih di GEMA dan MATIM,
sekitar jam 12.10 saya langsung merebahkan badan untuk mempersiapkannya lagi
pada jam 03.00 pagi, sekitar jam 02.00 pagi saya terbangun dan isteri saya
tidak ada disamping saya, sayup-sayup terdengar suara orang-orang sedang
ngobrol di luar kamar, lalu saya panggil isteri saya, setelah dia masuk dia
bilang ” uda, tunggu bentar ya penting banget, ada salah satu majikan yang
katanya mau masuk Islam, ini orangnya sedang konsultasi” paparnya”uda tidur
dulu ya, kayaknya ana ga tidur sekalian,eman ini malam jum’at” lanjutnya.
Penasaran
cerita semalam, saya bertanya kepada isteri saya peristiwa semalam yang dia
bilang penting itu, kemudian dia cerita :
Mbak iya
panggilannya, dia sudah tinggal di Macau ini sekitar 5 tahunan, dan sekarang
dia bekerja menjaga pasutri yang sudah manula, yang suaminya berumur 83 tahun
dan isterinya berumur 76 tahun, dengan semangat dia cerita, kemaren malam saya
agak terlambat pulang ke rumah majikan(sebagian memang ada yang stay in dan
kebanyakan stay out), sekitar jam 02.00
saya baru sampai, lalu saya pikir mau tidur tanggung karena sebentar lagi waktu
sahur, akhirnya saya ke dapur, namun betapa kagetnya ustazdah ternyata sudah
ada tiga telor rebus disiapkan di meja, saya jadi bertanya-tanya siapa yang
masak, kalo kakek nggak mungkin karena dia di kursi dorong, kalo nenek dia juga
sudah rabun jalanpun sambil meraba-raba, tiba-tiba nenek datang ke dapur dan
bilang itu nenek rebuskan telor, takut kamu ga sempat masak buat sahur katanya,
cepetan nak keburu telat, sambil terhenyak saya segera makan telor itu, tak terasa air
mata saya berlinang terharu, sungguh ustazdah saya teringat orang tua saya di
kampung” kisahnya, kemudian mbak itu melanjutkan “lalu saya bilang sama nenek,
nek ga usah repot-repot saya cukup minum susu saja sahurnya” sudah jangan
banyak bicara takut waktunya habis, jawab nenek.
Yang
ingin masuk Islam itu ustazdah yang kakek, dia sering baca-baca tentang Islam
atau lihat di TV, terus dia pernah bilang, agama yang paling saya cocoki agama
kamu nak, saya suka ngelihat kamu rajin baca buku itu, (maksudnya alQur’an)
gimana kalo mau masuk Islam? Lalu saya jawab, kakek kalo mau masuk Islam ga
boleh makan babi lho, Betul ga ustazdah saya jawab gitu? “ dia bertanya padaku,
akhirnya aku jawab, mbak yang paling penting jika seseorang sudah tertarik
dengan Islam dan mulai meyakininya, langsung tuntun dia untuk melafalkan
syahadat, kemudian baru perlahan memberi pemahaman tentang Islam, perintah dan
larangannya, ditakutkan kalo sudah diwanta-wanti begitu dia enggan masuk Islam,
apalagi usianya sudah 83 tahun khawatir keburu meninggal” paparku. “ owh gitu
ustazdah....saya kurang ngerti ustazdah”ujarnya, “ya sudah nanti carikan untuk
kakek itu artikel-artikel tentang Islam yang berbahasa kantonis kalo ada
alqur’an terjemahan bahasa kantonis(bahasa macau berbeda dengan bahasa
mandarin), supaya pengetahuannya tentang Islam bertambah dan bertambah pula
keyakinannya, “ owh ya terimakasih banyak ustazdah masukannya, sebelum saya pulang
bisa ngga ustazdah ngasi kita amalan”tanyanya,” amalan seperti apa?”aku balik
bertanya,” ya terserah ustazdah, biar saya selalu ingat sama ustazdah”
timpalnya, aku tersenyum sambil mikir-mikir amalan apa yang pas buat dia,
kliiiiiiing......aku teringat sesuatu mengingat usianya yang hampir kepala tiga
dan belum menikah aku langsung menuliskan sebuah doa:
رب إني لما أنزلت إلي من خير فقير
Bacalah
ayat ini sering-sering ya, kalo bisa jadi wiridan, itu adalah doanya nabi Musa
as yang tidak lama kemudian beliau menikahi salah satu puterinya nabi Syu’aib,”
tiba-tiba wajahnya sumringah dan dengan semangat menyalin tulisan tersebut,
doain ustazdah pulang dari sini saya pengen nikah kalo bisa langsung nikah ga
pake pacaran” pintanya sambil tersenyum, tak terasa dari awal ngobrol dia
memijit-mijit kakiku, kemudian aku bilang ya sudah mbak takut kemalaman kasihan
kakek dan neneknya di rumah. Sebelum kami beranjak tak lupa kami mendoakan
kakek tersebut supaya mendapatkan hidayah dengan keberkahan bulan Ramadhan berikut
isterinya dan anak-anaknya dengan bacaan al Fatihah, semoga Allah mengijabah.
Selasa,
08 juli 2014
Beberapa hari ini saya tidak menyentuh laptop, pada hari
minggu kemaren tanggal 06 juli di macau diadakan pemilu pilpres, kami juga tidak
ketinggalan berpartisipasi, lokasinya agak jauh dari rumah yaitu di sebuah
lapangan cukup luas di tengah-tengah kota, kami berangkat selepas sholat dhuhur
cuaca waktu itu sangat panas dan terik, suhu waktu itu mencapai 36 derajat
celcius, mungkin kami tidak kaget dengan hawa panas ini tapi karena bersamaan
dengan puasa tubuh ini serasa agak gontai berjalan, sesampainya di sana
ternyata orang-orang sudah ramai, sebagian mengambil antrian panjang dan
sebagian yang lain menikmati hiburan di atas panggung yang di isi dengan
kesenian,ada yang joget dengan musik disko arab, nari reok, dan tidak
ketinggalan nyanyi dangdut, di situlah kami bisa melihat sebagian besar BMI
berkumpul, lumayan banyak, dan yang katanya ada yang tomboy atau yang
berpakaian sangat mini yang sebelumnya tidak kami temui, saat itu kelihatan
jelas, bahkan ketika salah seorang TKW naik ke atas panggung untuk menyumbang
lagu dangdut ada beberapa orang ikut naik dan berjoget bersama dan salah
satunya adalah orang yang perawakannya maskulin banget, baik pakaian atau
gayanya awalnya kami kira dia pria tapi ternyata dia adalah perempuan, astaghfirullah.....setelah
selesai mencoblos kami tidak ingin lama-lama di sana, disamping hawa panas yang
sangat menyengat, acara yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan moment
Ramadhan lalu kami bergegas menuju masjid, karena setiap hari minggu selama
Ramadhan ini BMI mengadakan perkumpulan yang renacananya akan kami isi dengan
ceramah agama dan ditutup dengan berbuka bersama.
Masjid
sudah lumayan penuh sesak, walaupun kipas angin ada di setiap penjuru dan
jumlahnya banyak ditambah pepohonan yang cukup rindang di luar masjid tetap
saja keringat bercucuran membasahi badan, tidak lama kami datang, acara segera
dimulai, pembukaan, pembacaan ayat suci alqur’an dan seterusnya seperti
acara-acara pada umumnya, lalu saya berceramah dihadapan ibu-ibu BMI dan topik
yang saya angkat adalah keutamaan bulan Ramadhan dan amalan-amalan yang sangat
dianjurkan dilanjutkan isteri saya menyampaikan tentang masuknya manusia ke
dalam surga sebab rahmat Allah dan syafaat Rasulullah bukan semata-mata karena
ibadah kita, ibadah apa yang boleh kita banggakan tuturnya, sambil saya ambil
foto untuk dokumentasi, saya lihat
ibu-ibu sangat antusias bahkan beberapa menangis tersentuh ketika pembahasannya
tentang betapa butuhnya kita untuk mencintai Rasulullah saw.
Azdan
ashr berkumandang lalu kami shalat ashr berjama’ah kemudian acara dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab, karena pertanyaan banyak seputar fiqh wanita khususnya
bab haid dan istihadhah maka isteri saya yang mengisi sesi ini,kebetulan itu
adalah bidangnya.
Satu jam
menjelang maghrib kami pulang menuju MATIM untuk berbuka di sana, kami jalan
kaki, isteri saya berjalan gontai sambil memegang lengan saya, sepertinya dia
sangat kelelahan, sesampainya di MATIM kami rebahan sejenak melepas penat, saya
pegang dahi isteri saya, karena khawatir kelelahan tubuhnya menyebabkan demam
karena beberapa bulan yang lalu dia terserang tipes dan demam berdarah konon
orang yang sudah mengalami tipes kemungkinan kambuh lebih beresiko, setelah
berbuka dan sholat maghrib kami pulang dan itupun harus berjalan menaiki tangga
sampai ke lantai enam, perlahan saya tarik lengan isteri saya sambil sesekali
berhenti istirahat dan akhirnya sampai juga alhamdulillah, keesokan harinya
saya berangkat ke MATIM sendiri supaya isteri saya bisa istirahat cukup untuk
memulihkan tenaganya, kita hanya capek badan say, adapun Rasulullah hingga
berdarah-darah dalam berdakwah, hiburku padanya.
Alhamdulillah
kami diservis dengan sangat baik, mereka sangat hangat, peduli dan tidak jarang
menawarkan jasanya untuk membantu kami, semoga Allah membalas semua kebaikan
saudari-saudari WNI di Macau ini, visanya cepat keluar bagi yang sedang
menunggu visa untuk bekerja di Hongkong, mendapat majikan yang baik dan
toleran, dijaga oleh Allah SWT keselamatannya, dan semoga Allah jaga iman dan
takwa mereka. Bersambung ....